Pagi ini saya terbangun sedikit terlambat. Badan yang pegal setelah akhir minggu kemarin pulang ke Malang. Selelah-lelahnya badan, bila membayangkan akan bertemu Putri tercinta, tentu tidak dirasakan. Akhirnya, setelah puas dengan bius endorfin cinta (beraktifitas mesra dengan anak), maka tibalah masa badan remuk redam.
Bermalas-malasan saya bersiap, dan berangkat menuju RSU dr. Soetomo. Pikiran saya di-setting menjalani rutinitas biasa kehidupan PPDS. Hingga saampai saya membuka notifikasi dari blog. Ada sebuah komentar yang menunggu di setujui. Komentar panjaaaaaang yang di ujung waktu, saat selesai membaca, saya terharu. Rupanya ini bukan pagi ‘rutinitas biasa’. Saya baru saja mendapat vitamin kehidupan. Berupa sebuah kisah yang sarat motivasi.
Berikut, saya sertakan tulisan komentar dari seorang Dila. Yang baru saja diterima di salah satu FK perguruan tinggi negeri. Tulisan ini saya sunting sedikit, tanpa mengurangi maupun mengubah makna. Adapun tulisan aslinya bisa dinikmati di kolom komentar artikel Jadi Dokter Itu Mudah, Masuk FK Itu (yang) Susah.
Selamat membaca…
Assalamualaikum Pak Dokter,
Halo pengunjung blog yang lain..
Sebenarnya sudah lama pengen bagiin pengalaman perjuangan buat masuk jurusan impian. “FK”.
Satu tahun yang lalu, saya lulus, tahun 2013. Dulu saya biasa dibilang karena keberuntungan dapat mengikuti program akselerasi waktu SMP, dan kalau tidak ikut berarti lulusnya tahun ini, tahun 2014. Cita-cita saya ada dua: pertama, dokter. Karena dari kecil saya sering main ke rumah sakit. Kedua, jadi diplomat yang bisa keliling dunia.
Tapi yang dominan pengen jadi dokter. Betapa tatapan memuja saya kepada kakak tingkat dan teman-teman saya yang lulus di FK, baik itu FK negeri/swasta atau melalui jalur apapun saya tidak pernah peduli. Seperti yang Dokter bilang sebelumnya, dari dulu, dari awal saya memasuki gerbang kelas tiga SMA, saya yakini semua yang lulus FK adalah mereka yang ‘terpilih’, apapun alasannya, apapun jalannya.
Dan jalan saya ternyata, lulus di tahun kedua saya mencoba. Dokter pasti tahu apa yang saya lakukan. Berusaha keras, setiap malam saya sempatkan membuka buku, memasang alarm, berdoa, bangun kala teman-teman saya tidur. Saya berusaha dengan keras. Meskipun belajar itu hanya buka buku dan korek-korek soal. Yang penting saya usaha, dan Allah tahu. Allah tidak tidur.
Dari tahun pertama pun, saya rasa sudah belajar dengan keras, tapi mungkin positioning-nya yang nggak tepat. Mungkin saya kurang PDKT sama yang Di Atas. Kalau saya dapet apa yang saya cita-citakan dengan mudah, mungkin saya nggak tahu caranya mendekati Allah, meminta dan berpasrah. Nggak tahu rasanya gagal, patah hati, dan nggak semangat.
Tiba tanggal ujian SBMPTN, tawakal adalah satu-satunya penguat, setidaknya kalau memang takdir saya, pasti lulus, apapun kendalanya apapun rintangannya. Saya selalu percaya ini cuma masalah waktu. Saya berasal dari keluarga yang ketat dalam pendidikan. Kami dididik untuk perjuangkan cita-cita kami. Orang tua kami selalu bilang, kami orang tua berusaha memfasilitasi kalian dalam belajar untuk menggapai cita-cita kalian, tapi tidak untuk membelikannya. Saya terkadang ingin mencoba FK swasta tapi karena prinsip, nggak boleh memaksakan kehendak saya juga. Hal ini dikarenakan papa nggak nyuruh anaknya kuliah di swasta.
Kadang iri dengen teman-teman yang boleh memilih FK swasta. Hahaha…
Jadi ketika tidak lolos, hanya satu tekad. “Coba tahun depan Dil!”
Sebenarnya saya udah lulus di beberapa institusi negeri dan tinggal milih, malah sempet dapat tawaran beasiswa ke luar negeri. Tapi saya nggak bisa. Saya takut nggak punya passion dalam menjalani hidup saya dengan profesi yang nggak ada dorongan jiwa. Alhamdulilah, Allah berkenan. Pengumuman SBMPTN, lulus di FK universitas negeri. It’s like a dream come true. Orang tua saya tersenyum bangga. “Karena kamu harus yakin dengan kemampuan kamu, Nak…” kata mereka.
Karena orang terpilih yang akan terseleksi. Karena orang yang mampu yang akan lulus. Karena orang yang punya takdir di situ. Teman-teman yang lain banyak banget yang bilang, kalau sudah masuk FK jangan berhenti. Kalian lulus karena kalian yang ditakar Allah mampu buat ngejalanin-nya. Ingat proses mendewasakan.
Yang belum lulus, ayo dekatkan diri. Pantaskan diri untuk diterima, jaga lisan, jangan menyakiti hati orang. Terkadang dosa menghambat terijabahnya doa. Dekatkan diri, dekati, jangan patah arang, terus mencoba karena kita nggak pernah tahu, usaha ke berapa yang akan berhasil.
Terkhusus Pak Dokter yang blognya saya buat untuk sharing, maaf ya. Hehe… makasih Pak Dok dan blogger lain yang dengan senang hati membuat tulisan-tulisan yang kayak gini, yang memotivasi. Dulu waktu saya terpuruk pun, saya sering googling tentang motivasi untuk terusin cita-cita jadi dokter. Makasih yang sudah baca, maaf kalau berlebihan, but it’s a journey. A journey to make your dream come true.
Well. Demikian kisah Dila. Tentu saya berbagi kisah ini ingin berbagi hikmah. Bahwa dalam meraih cita-cita, determinasi itu penting. Tulisan saya tentang determinasi sila dibaca. Sering sekali, determinasi inilah bagian yang hilang dari perjuangan kita. Seolah kita sudah berusaha maksimal, padahal kita lupa, banyak hal yang belum kita lakukan. Dila menceritakan semuanya dalam salah satu cerita hidupnya di atas. Bagaimana ia mengatur waktu, berusaha PDKT sama Allah. Pada dasarnya, Allah Maha Pemurah. Meski mungkin kita mendekati Allah hanya saat kita membutuhkan.
Determinasi juga dibutuhkan saat menemui rintangan. Salah satunya kegagalan. Sesungguhnya, tidak ada efek samping dari kegagalan yang diberikan Tuhan kepada kita kecuali kita yang bertambah kuat, bertambah bijak, dan lebih dekat lagi dengan-Nya. Dan Dila telah pula memberikan sedikit gambaran rasa syukurnya, menceritakan sedikit gambaran hikmah versi Dila. Saya sendiri pernah menemui kegagalan. Ketika tidak lulus Ujian Kompetensi Dokter Indonesia yang pertama. Pernah saya ceritakan di Retaker Menggugat.
Namun, para pembaca sekalian. Ada satu hal penting dalam sebuah proses. Yaitu sebuah penyerahan diri. Ada satu titik yang harus kita sadari, bahwa kita telah berbuat yang terbaik, ikhtiar tiada henti, berdoa tiada putus. Namun cita-cita tetaplah tak tercapai. Di titik ini, sejenak kita harus memandang ke belakang. Kita mencari tanda-tanda. Kita mencari petunjuk arahan Tuhan untuk kita. Kita introspeksi, bahwa benarkah ini yang terbaik untuk kita?
Maka, di titik ini kita harus belajar melepaskan. Mungkin ada cara Tuhan untuk kebermanfaatan kita di dunia ini, yang lain dengan yang kita citakan. Tidak mengapa. Ini bukan proses menyerah. Tetapi kesadaran penuh bahwa ada garis hidup yang lebih baik untuk kita yang sudah ditetapkan-Nya.
Ketika aku berdoa, dan Allah mengabulkan, maka bahagialah aku. Tetapi ketika aku berdoa, dan Allah tidak mengabulkan, maka aku lebih berbahagia. Karena Allah tahu ada yang lebih baik dari doaku. Doaku, keinginanku. Keputusan Allah, yang terbaik untukku.
Kepada Dila, terima kasih sudah berbagi kisah menginspirasi ini. Selamat menjalani kawah candradimuka. Indonesia menanti Dila. Semangat!!
Terimakasih kepada Kak Dila dan Pak Dokter yang membuat saya semakin termotivasi dan berusaha dengan keras demi mewujudkan cita-cita saya. Insyaa Allah saya akan berusaha sekuat tenaga, belajar dan tentunya berdoa. Mudah-mudahan, tahun depan saya bisa masuk ke FK Negeri yang saya impikan.
Semangat Heymiftah..
semoga diberi yang terbaik..
*tapiii, kenapa saya jadi Pak Dokter sih? udah tua banget gitu ya? hehehe…*
Dok saya sekolah di smk jurusan elektronik,bisa gak dok saya masuk fk?
Sudah saya reply di artikel sebelumnya..
Terimakasih dok sy sangat menjadi seorang dokter. Dengan tulisa tulisan dokter terimkasih dok.
Semangat ya Ika..
Doakan agar sy dapat mengikuti jejak dokter. Sy mahasiswa kedokteran 2012. Terimkasih banyak dok. Sukses selalu dok
Waaaaw.. 2012 yaa.. Semangat yaaa..
Kembali kasih Ika..
Cerita kak Dila sangat sangat memotivasii, sekaligus menakuti saya. selama ini rencana saya kalau tidak diterima FK adalah masuk farmasi. tapi saya ragu dan juga takut, kalau2 tidak bisa menikmati pelajaran di farmasi karena sebenarnya cita-cita saya bukan untuk masuk farmasi. dan apabila harus menunggu tahun berikutnya untuk ikut tes lagi pun saya ragu juga. orang tua saya sudah cukup berumur dan bisa dibilang tidak mempunyai materi yang banyak, dan lagi saya anak pertama dan punya adik berumur 2 tahun. saya merasa adik saya adalah tanggungan saya nantinya. dan kalau saya mengikuti tes tahun berikutnya, berarti saya membuang waktu satu tahun untuk mengikuti tes yang hasilnya belum pasti, kalau nanti tidak lulus lagi pun akhir2nya berakhir di farmasi juga. menurut dokter, apa yang harus saya lakukan dok? saya sudah kelas 3 SMA dan tersisa sekitar mungkin kurang dari 5 bulan sebelum SBMPTN tapi masih bingung harus memilih apa 😦
Hehe..
Banyak bertanya pada Tuhan yaa..
Naufal bisa bertanya.. dan belajar membaca petanda..
Saya rasa setiap kondisi unik dan yang bisa menentukan pilihan terbaik adalah pelaku utamanya..
Karena itu.. pilihan harus tepat..
Agar tidak ada penyesalan..
Pertanyaannya.. ketika Naufal ternyata harus masuk pilihan dua.. apakah masih ada ruang untuk ragu dan takut?
Saya rasa tidak.. karena Tuhan lebih tahu apa yg terbaik untuk kita bukan?
Sekalipun kita bilang bahwa ini bukan cita-cita kita..
Jadi perkuat belajar dan ilmu..
Perbanyak ibadah mohon petunjuk..
Lalu lakukan yg terbaik semua konsekuensi yg datang..
Semangat Naufal..
Terima kasih dok, benar juga yang di katakan dokter..
Allah tau yang terbaik..
Jadi kalau tidak diterima di FK mungkin yang terbaik memang begitu…
Membaca pertanda?
Mungkin saya sudah menemukan beberapa..
Misalnya mungkin, dengan saya menemukan blog milik dokter ini di google adalah pertanda dari Allah juga, agar saya bisa lebih memikirkan tentang seperti apa dokter itu sebenarnya..
dan mengingatkan saya bahwa tidak mudah menjadi seorang dokter..
Terima kasih dok atas kata2nyaa.. Liburan semester kali ini akan saya manfaatkan sebaik2nyaaa…
Semangat ya Naufal.. Pasti bisa!!
Assalamualaikum halooo dokter dicky, apa kabar hehe setelah meninggalkan komentar yang panjaaaaang banget diartikel sebelumnya saya dateng lagi dook hehe
saya masuk semester dua dok sekarang,
awal masuk fk itu seneng banget hehe dan pelajarannya jg blm terlalu berat waktu semester satu. tapi sekarang udah masuk modul dasar kedoteran
waktu baca komentar dibawah ada kk yg udh smstr 5 bilang tentang PA dan histo, tapi serius patologi anatomi dan histologi emang pelajaran yang agak bikin ‘shock’ mahasiswa baru kayak saya hehe
Untuk Naufal :
percaya atau tidak banyak sekali teman teman saya yang hampir sama posisinya kayak kamu, anak pertama punya adik dan merasa punya tanggung jawab karena umur orang tua yg ga lagi muda.
tapi, percaya atau enggak waktu saya ngejalanin waktu satu tahun yg bukan cita-cita saya it feel like i’m not alive saya ngerasa kayak hidup di rutinitas tanpa ‘jiwa’
perasaan takut pasti dong, tanya aja sama anak terpintar satu sekolah mu sebelum nama dia resmi diterima di jurusan dan universitas pilihan dia, dia pasti juga ngerasa takut. karena pintar bukan jaminan.
Intinya boleh ngerasa takut, tapi salurin ketakutan buat belajar lebih
terus masalah pilihan kedua kamu farmasi, kalau saya boleh nyaranin kalau kamu memang pengen banget dan ngerasa ga ada passion lain selain FK, pilih di semua pilihan di SBMPTN FK semua. cause u know what waktu ga bisa kembali, passion ga bisa dibeli.
sekarang tinggal masalh prioritas kamu mau UNIVERSITASnya atau JURUSANNYA, ada cerita temen saya yg sekarang satu kampus sama saya dia keterima di FK dan di UI jurusan Farmasi, dia milih FK di Univeristas Negeri daripada FARMASI UI karena cita cita dia pengen jadi dokter walaupun bukan di UI.
semangat pasti bisa! THINK POSITIVE NAUFAL!!
Wa’alaykumsalam..
Halooo Dilaaaaaa.. waaaaah senang sekali bisa denger pengalaman Dila lagi..
Histologi dan patologi anatomi..
Ngeri!!
Hahaha..
Itu mata kuliah yg jadi momok juga bagi saya..
Hihi..
Semangat untuk semester dua ya Dila..
Dan untuk komentar positif Dila kepada Naufal: wow! Empat jempol untuk Dila..
Dan jutaan semangat juga saya kirimkan untuk Naufal..
Naufal nggak sendirian..
Dan saya sendiri juga mengamalkan masukan Dila..
Saya pilihan satu FK UB..
Pilihan dua FK Unej..
Karena ya saya cuma pengen jadi dokter..
Hihi..
Ada sih pilihan tiga psikologi Unair..
Hehe..
Ada juga teman yang cuma isi pilihan satu saja.. ya FKUB.. sangat tidak disarankan kecuali memiliki otak pandai nan cerdas dan kepercayaan diri level dewa dewi..
Hehe..
Semangay Naufal.. (semoga Naufal baca..)
Waaaa Kak Dila…. aku juga ikut termotivasi nih…. Satu setengah tahun yang lalu aku juga menuliskan keinginanku untuk masuk FK UB. Aku menuliskannya di kolom komentar blog ini juga, judulnya 5 Hal tentang Sekolah Kedoktera kayaknya. setelah itu,,,, aku hampir putus asa dan nggak berani buat masuk FK. tapi…. setelah baca kisah banyak orang yang lolos FK dengan SBMPTN, aku jadi optimis lagi hehehe. Makasih, kak Dila! Helping me sooo much! 🙂 Nice to know you 🙂
Tetap semangat!!! Tetap optimis!!!
Pasti, dok! Semangat ^^
Hallo Dok. saya mahasiswa FK semester V. saya punya IP yang “lepas makan”. dulunya saya masuk ke FK krn keinginan keluarga. Tp saya yakin ini jalannya Allah, makanya saya lanjutkan perjuangan saya. tp di tahun pertama, tahunnya pelajaran biologi sel, sains dasar, fisiologi,biokimia,anatomi, malah di tahun itu pula saya tidak serius menjalaninya. saya hanya berjuang untuk “lulus ujian” saja.
semakin kesini, saya semakin berusaha keras utk bs jadi dokter yg kompeten nantinya. tp saya punya masalah dgn “terlalu cepat lelah dan terlalu cepat mengantuk”. saya juga susah memfokuskan diri utk belajar dok. ketika ada masalah sedikit di keluarga ataupun dengan teman, saya langsung susah fokus belajar.
saya juga punya kelemahan yang amat sangat dengan pelajaran histologi dan patologi anatomi.
menurut dokter, apa yg harus saya lakukan?
Hehe..
Wah sudah semester 5..
Mantap laaah..
Hemm..
Kl makul dasar bs dikejar nanti..
Sekarang problemnya harus diatasi..
Terlalu cepat lelah dan terlalu cepat mengantuk. Memang belajar di FK begitu..
Nah kitanya yg harus bisa menganalisis.. bagaimana solusinya..
Kalau saya, saya harus belajar bareng sama teman biar ndak ngantuk dan lelah..
Meli bisa cari sendiri apa solusinya..
Saya juga lemah di histo dan PA..
Ndak doyan lihat lewat mikroskop..
Tapi saya malah jadi PPDS Andrologi yang mau tidak mau harus selalu melakukan analisis semen pakai mikroskop..
So.. jangan kuatir..
Jalani dulu..
Akan ada masanya nanti kita akan fokus pd satu bidang..
Semangat yaa..
Halo Dokter,
Saya mantan mahasiswa ini Dok.. ndak sengaja tiba-tiba baca artikel ini gitu Dok, jadi pingin sharing sedikit jika diperkenankan 🙂
Jadi begini Dokter, ehem… saya ndak sebagus Dokter untuk menyampaikan atau menyemangati adek-adek saya yang ingin jadi Dokter, tapi satu hal yang bisa saya pastikan adalah masuk FK itu butuh motivasi yang solid.
Motivasi yang saya maksud bukan motivasi yang berasal dari eksternal, tapi murni dari diri sendiri.
Motivasi eksternal itu muncul karena dorongan dari orang lain atau karena ‘melihat’ orang lain.
Motivasi internal adalah saat kita ‘pokoknya’ pingin kesana, entah kenapa dan entah bagaimana.
Seperti orang jatuh cinta, selama masih ada alasan kenapa cinta itu muncul, berarti motivasinya masih eksternal, ehehe :p
Cinta sejati itu kan tidak butuh alasan, iya ndak Dok? *eh suer ini kok saya merasa ada sandal melayang ya barusan?*
Kondisi unconditional itulah yang akan membantu untuk survive sebelum diterima kuliah, selama kuliah dan setelah menjadi dokter. Tantangan itu banyak, tapi mencintai apa yang kita lakukan adalah kunci untuk menghadapi semuanya.
Sekian Dokter, pangapunten jika kepanjangan ya Dok…
Maturnuwun,
*aduh beneran ini ada unidentified flying sandal*
Ah..
Apalah saya bisa mengomentari komentar paling dahsyat di awal tahun ini..
*manthuk-manthuk takzim*
*kemudian saya nyengir*
Halo dok, dan semua komentator2 hehe.. saya devi klas 3 SMA ini masih di gantungin sama pengumuman kelulusan. sy juga bercita cita jadi dokter. tapi sy hampir putus asa karena tidak lolos di beberapa pts sy pikir “pts aja g lolos gimana mau negeri” skrg apa yg harus sy lakukan dok? dan sedihnya, sampai saat ini sy tetap tidak py pilihan ke 2 selain kedokteran :(( trimakasih :’)
Hai AndinaDevi..
Wah bagaimana yaa..
Begini lho.. Saya sendiri dari SMP memang tidak punya pilihan lain selain menjadi dokter..
Tapi saya juga tahu kadang Tuhan itu paling tahu yang terbaik buat saya..
Maka kalau memang saya tidak digariskan menjadi dokter, saya harus tanya ke Tuhan, jalan apa ya yang bisa saya tempuh.. Begitu kira-kira..
Akhirnya saya dulu menetapkan rencana cadangan..
Saya daftar di ujian mandiri FK Unair dan UB.. Gagal..
Maka pilihan saya di SPMB..
Saya daftar FK UB, FK Unej, dan psikologi Unair..
Psikologi menjadi rencana cadangan.. Karena menurut saya, saya suka dengan bidang kesehatan.. Maka rencana cadangannya adalah yang terdekat dengan kesehatan ya psikologi..
Cukup? Tidak. Saya punya rencana cadangan masuk akademi perhotelan.. Karena saya ingin jadi chef.. Hehe..
Yup. Seperti itu. Jadi mari mengetuk pintu Tuhan, dan menanyakan.. Manakah jalan hidup yang terbaik bagi kita..
Buka semua peluang..
Coba kenali beberapa yang dekat di hati..
Masa depan yang sukses tidak selalu dengan menjadi dokter lho..
Semangat yaa..
Halo dok…. saya pembaca setia blog ini sejak dulu banget hehe. Jadi dari smp saya sudah pengen banget jd dokter. Tp kelas X awal saya bingung banget milih jurusan kuliah antara FK,Informatika Atau Sastra Asing. Akhirnya saya berdoa dan saya putuskan untuk menjadi dokter. Saya belajar keras setiap hari meskipun sering jalan2 dan bermain juga hehe. Saya sempat down karena saya baru sadar sekolah saya swasta,tidak punya sertifikat, dan nilai saya naik turun. Oktober lalu saya daftar jalur bebas test Atmajaya FK Puji Tuhan lolos. Saya masih pengen negeri saya berniat SNMPTN ambil FK UB/ FK UNS. Kalau tidak lolos SBM saya ingin FKUI/FKUA. Tapi semakin mendekati tes SBM saya semakin malas belajar entah kenapa. Dan mujizat terjadi. Saya lolos FKUB SNMPTN hehe. Makasih ya dok tulisan2nya sangat menginspirasi saya. Saya sgt bersyukur jalan saya sangat dimudahkan. Semoga kuliah juga lancar tidak patah semangat sesulit apapun materi. Terus posting ya dok. GBU
Waaaah..
Selamat ya Loki..
Mantap..
Bukan mujizat saya rasa..
Pasti segala usaha kerasnya Loki menuai hasil..
Skr siap2 menghadapi kerasnya kehidupan FK yaa..
Tahun depan pas saya kembali dari tugas belajar jgn lupa kita ketemuan yaa..
Semangat Loki..
Assalamualaikum kak Dila dan pak dokter… saya siti, saya baru lulus sma tahun ini. Pas pendaftaran snmptn saya memilih fk. Lalu pada saat pendaftaran sbmptn, saya memilih 3 pilihan. Pilihan pertamanya fk. Pilihan lainnya teknik kimia dan statistika. Orang tua ku hanya ingin aku kuliah di jakarta. Yasudah akhirnya aku memilih fk, tekkim dan statistik. Alhasil, pengumuman sbmptn menyatakan bahwa saya lulus di statistika. Saya bersyukur atas hasil pengumuman itu. Namun saya masih berharap saya bisa lulus fk di ujian mandiri yg saya ikuti. Ternyata hasilnya saya tidak lulus pd um itu, kemungkinan dikarenakan saya udh lulus sbmptn pd ptn itu. Saya sangat sedih, mengingat keinginan saya menjadi dokter begitu besar. Saya sangat menyukai biologi. Setiap saya belajar biologi bagian anatomi tubuh, saya menggambar organ2 yg saya pelajari agar lebih mudah dipahami, sampai2 saya hafal bagian2 jantung dan sesuatu yg berhubungan dgn jantung. Saya mencoba ikhlas menerimanya tp terkadang saya selalu ingat sm catatan biologi saya yg begitu penuh dan gambar2 organ. Rasanya catatan biologi ku itu sia2 tak berguna ._. Aku berencana mengikuti sbmptn tahun depan dan mengambil fk lagi. Tapi orang tua ku tidak mengizinkan. Apakah jika saya mengikuti keinginan saya, saya akan lulus kedokteran dan saya bisa menjadi dokter yg berguna lalu kalau saya mengikuti sbmptn lagi tahun depan, artinya saya tidak akan bisa fokus pada prodi yg akan saya jalani sbg mahasiswa. Sementara saya terus memikirkan catatan biologi dg gambar2 yg sudah saya buat. Maaf ya dok dan kK Dila, saya jadi curhat… mohon pendapatnyaa ya kak Dila dan pak dokter 🙂 trimakasih
Situ.. Wa’alaykumsalam..
Hemm.. Saya mau buka komentar ini dengan sebuah kalimat yg mungkin Situ sudah sangat sering mendengarnya..
Apa yg menurut kita baik untuk kita belum tentu baik menurut Allah.. Dan sebaliknya..
Hehe..
Maksudnya gimana? Maksudnya, kadang usaha, doa, dan banyak hal lain membuat kita berpikir bahwa menjadi dokter adalah tujuan hidup..
Tetapi kita sering lupa, bahwa ada Tuhan yg lebih mengenal kita.. Maka pasrahkan pada Allah..
Pasrah itu bukan tanpa usaha dan doa..
Bila Situ merasa sudah usaha optimal dan doa maksimal, ternyata tidak lulus ujian masuk FK, ada dua kemungkinan..
Allah ingin menguji kesungguhan kita untuk mencoba sekali lagi, atau Allah kasih tanda bahwa bukan itu yg terbaik bagi kita..
Nah tahunya gimana? Ujian atau tanda? Hanya Situ yg bisa jawab..
Situ hrs bisa membaca tanda-tanda Allah.. Atau sholat istikharah..
Bisa jadi seperti pengalaman Dila, bahwa akhirnya diterima di FK, maka ujiannya berhasil dilalui.. Tp paling buruk bila tidak juga diterima, maka perlu direnungkan..
Jangan Allah tahu bahwa kalau kita diterima justru hasilnya akan tidak baik untuk Situ atau untuk ortu Situ di masa depan..
Maka, yg bisa memutuskan adalah Situ..
Semoga jawaban ini bisa membantu yaa..
Aku mau cerita juga nih dok. Aku tahun kemarin emg cita2 pengen jadi dokter, sampai semua test kedokteran PTN dipulau jawa aku cobain. Malahan yg dikalimantan sama sulawesi mau aku cobain. Cuma pas tau semua test ga keterima, ayah aku nyuruh daftar ke kedokteran hewan unair. Ternyata aku lulus di dokter hewan unair. Tapi sampe skrg aku semester 3, aku masih sakit hati sama FK. Aku tahun kmrn nyobain FK UNPAD 2x test lewat SNMPTN & SBMPTN. trs tahun SBMPTN tahun ini juga nyobain FK semua, mandiri unair nyobain FK lagi, mandiri FK UI juga nyobain lagi. Taunya ga keterima juga dok. Padahal aku waktu semester 2 sblm SBMPTN ngebela2in ngebagi waktu belajar materi SBMPTN padahal lagi sibuk2nya matakuliah histologi. Walaupun sama2 dokter, beda pasien tapi kenapa ya dok hati aku masi di FK? 😦
Hai Amanda..
Hemm..
Luar biasa ya perjuangan mengejar FK..
Tapi..
Mungkin..
Amanda lbh bisa berprestasi sbg dokter hewan..
Entah ya..
Menurut saya begini..
Kita sebagai manusia itu wajib ikhtiar..
Berusaha keras..
Belajar keras..
Untuk mengejar FK..
Juga wajib berdoa..
Minta doa sama semua orang..
Tapi..
Keputusan masuk FK atau tidak bukan milik kita..
Itu hak prerogratif Tuhan..
Dan yakinlah Tuhan tahu yg terbaik untuk kita..
Saya ndak blg untuk menyerah..
Tp Amanda cb lebih peka sama tanda2 yg Tuhan berikan..
Jgn2 Tuhan sudah bisikkan ke Amanda kalau Amanda lebih baik di FKH..
Cuma karena hati kita keras dan arogan, tanda2nya ngga kebaca..
Ada banyak teman saya yg kuliah di MIPA setahun.. ada yg di fK lain setahun.. ada yg nganggur dua tahun.. sebelum akhirnya diterima di FK univ. Brawijaya Malang dan akhirnya jadi dokter..
Tp saya rasa banyak juga yg dulu berjuang masuk FK.. tidak lolos.. lantas menekuni bidang baru yg diberikan jalan sama Tuhan.. dan akhirnya berprestasi sampai jadi rektor atau pejabat misalnya..
Setiap jalan hidup ada titik percabangan.. turning point..
Saat saya berjuang untuk bisa sekolah embriologi di Monash Australia.. sudah diterima bahkan.. tp kesulitan mencari beasiswa..
Saya apply beasiswa ADS.. pertama kali gagal di pemberkasan.. kedua gagal setelah interview..
Di titik itu.. setelah 3 tahun memperjuangkan.. maka saya memilih untuk mencari jalan lain..
Sata sekolah spesialis Andrologi.. dan sekarang hampir lulus..
Menyesal? Tidak.
Saya yakin pengalaman apply beasiswa itu sampai interview pasti ada manfaatnya.. Tuhan tidak akan membiarkan saya melalui sesuatu tanpa hikmah dariNya..
Mungkin bermanfaat saat saya bisa membagikan pengalaman dan berbagi saran ke orang lain agar lolos beasiswa..
Mungkin juga bermanfaat saat saya apply beasiswa PhD nanti..
So.. Amanda..
Tetap semangat di FKH..
Eh kita satu univ ya.. di unair..
Hehe..
Kapan2 bisa ketemuan buat diskusi..
Dok,
ini untuk anak saya, tahun kemarin dia sudah coba test sbmptn, Mandiri, tapi gak lolos FK. Dia diterima dipilhan ke 2 Sbmptn teknik Elektro dan Unair Akutansi, Awalnya kami bilang silahkan FK asal negeri, karena kami memang gak punya duit kalau FK swasta.1 tahun dia coba jalani kuliah, seribu satu keluhannya, yang gak ada hati, yang gak bisa bayangin kelak kerja bagaimana, yang bilang ingin ke NTT, dll. Dia merengek terus mau ikut sbmptn dan um mandiri tahun ini, sampai semester ke 2 ini dia korbankan beberapa matakuliah.sebagai orang tua tidak bisa tidak akhirnya kami bilang silahkan. Dan kali ini pun dia minta diijinkan kalau PTN gak masuk bisa ke FK swasta.
Kami ragu-ragu takut ditengah jalan gak sanggup, apa tidak memaksakan kehendak Tuhan, tapi kami memang harus tetap beriman, selalu Tuhan sediakan jalan keluar tepat pada waktunya.
Kami juga bingung seribu satu cerita bahwa jadi dokter belum tentu enak, tapi rasanya tidak mempan bagi dia. Oleh karena itu kami hanya bilang, setelah kamu berusaha sungguhsungguh biarlah Tuhan sendiri yang bekerja bertindak.
Baik..
Sebelumnya saya minta maaf..
Saya tidak bisa menebak ini Bapak atau Ibu Widi..
Intinya, biarkan keputusan itu milik si Anak..
Tetapi dia harus tahu konsekuensi..
Setiap pilihan punya konsekuensi dan dia harus siap..
Itu yg harus dipastikan..
Semiga diberi jalan terbaik..
Halo kak dokter, saya mau tanya” sebelumnnya kan masuk FK itu butuh niat dan waktu ikhlas untuk belajar, pasti kita sangat sibuk kan?
Nah pertanyaan saya, Kak dokter menikah di umur berapa dan waktu kak dokter menikah kakak masih pendidikan ya? bagaimana cara kak dokter dalam membagi waktu untuk keluarga kecil kak dokter? terima kasih 🙂
Halo Alisa..
Hehe..
Saat kuliah, prioritas ya kuliah..
Meskipun sudah berkeluarga maka prioritas ada di kuliah.. agar segera selesai dan bisa fokus membangun keluarga..
Saya menikah saat saya koass di Malang. dan istri sedang S2 di Bandung..
Jadi alhamdulillah memang tidak dibingungkan dengan membagi prioritas..
Semoga menjawab..
Sedang belajar untuk tes beasiswa, kemudian nyasar ke blog ini. 😀
Assalamu’alaikum, Dokter…
Salam kenal. Terima kasih untuk Dokter dan semua kawan-kawan yang telah membagikan pengalamannya di kolom komentar. Membuat saya harus belajar lebih rajin untuk tes nantinya.
Duluuu sekali (ngerasa emang udah tua) saya juga cita-cita jadi dokter. Waktu kelas 3 SMA semua FK (negeri) sudah saya coba, namun gagal. Tahun kedua saya coba lagi, namun gagal kembali. Karena prioritas saya lebih kasian kalau orang tua mengeluarkan uang lebih banyak lagi, akhirnya saya teruskan kuliah yang sudah saya jalani. Alhamdulillah lancar. Lulus kuliah alhamdulillah langsung dapat kerja yang (mungkin) orang (desa) bilang kerja mapan. Dan sekarang sedang apply untuk beasiswa. Semoga lancar dan bisa lolos. Doain yaa temen-temen semua. 😀
Seperti yang dokter bilang, “Belajar dan belajar”. Memang satu-satunya cara agar lolos adalah belajar. Ada teman yang nambahin, “Belajar sampai tidak ada yang tidak bisa kamu kerjakan. Belajar sampai tidak ada yang tidak kamu ketahui”.
Untuk semua yang sedang memperjuangkan, “Mari terus belajar”.
Sekali lagi terima kasih, Dokter…
Wassalamu’alaikum…
🙂
Siap..
Alhamdulillah ini dapat tambahan semangat dari pembaca..
Mari belajar..
Assalamualikum dok,
dokk apa kabarr? haha, ini dila.
barusan cek email mau download tugas kebaca ada notif dr blog dokterr.
sekarang dila udah semester enam, udah nyusun skripisi dan bentar lagi KKN.
pengen bilang waah ga kerasa ya dok udah semeter enam tapi boong banget wkwk.
sekolah ini mah kerasa banget banget hahaha.
baca lagi artikel diatas bikin semangat lagi buat ngerjain skripsi hahaha :’)
dokter udah selesaikah sekolah spesialisnya?
Halooo Dilaa..
Wa’alaikumsalam..
Hehe..
Wah sudah semester 6 mah..
Bentar lagiii..
Semangat skripsinya..
Juga KKN..
Bentar lagi koass..
Tetap semangat yaa..
Saya?
Officially SpAnd
Spesialis Andrologi..
Hehe..
Udah sejak Juli tahun lalu..
Hallo kak Dilla, mau tanya nih waktu dulu nggak keterima di FK pada tes pertama kan sempet ditawarin untuk beasiswa keluar negeri…. kalau boleh tau beasiswa darimana? jurusan apa? dan boleh minta linknya??
terima kasih
Dear Dilla..
Dicari nih informasinya..
Hehe..
dear all Jadwal tes fk januari 2018 😗
20-21 jan yarsi jkt
14 jan UNTAR jkt
14 jan atma jaya jkt
20-21 jan Umj jkt
21 jan trisakti jkt
21 jan ukrida jkt
21 jan widya mandala
27 jan fkg moestopo jkt
28 jan ubaya sby
28 jan ciputra sby
buat yg mau contoh soal FK buat latihan bisa email ke buluxmamoru@gmail.com
Dear pembaca sekalian..
Informasi baru..
Assalamualaikum dok ,
saya dan keluarga saya itu pingin banget agar aq bisa masuk di FK UNAIR lewat jalun SNMPTN tapi saya ini sekolah di MAN 3 JOMBANG atau biasa dikenal MAN TAMBAKBERAS apa ada kemungkinan dok dari madrasah bisa lolos snmptn di FK Unair ?? tapi saya yakin itu tergantung pada niat kita dan ridho orangtua apalagi Snmptn itu ya bejo2an ya dok??
terimakasih dok , wassalamualikum wr wb
Wa’alaykumsalam..
Masuk FK itu bergantung pada usaha dan doa..
Usaha.. memantaskan diri kita.. caranya ya belajar..
Doa.. doa dari siapapun.. terutama orang tua..
Semangat..
Tapi.. andai tidak di FK.. artinya mungkin Allah tahu Isnaini punya potensi lain yg bs lebih bermanfaat bagi umat dan dunia..
Benar kan?