Ini adalah edisi terakhir dari seri Lima Hal tentang Sekolah Kedokteran. Edisi ini akan membahas tentang: benarkah sekolah kedokteran akan mengubah kita? Dan benarkah di bidang ini semuanya penting? Mari kita membaca…
Poin 4: Sekolah Kedokteran akan mengubah kita.
Dulu, saat saya akan memasuki fakultas kedokteran, saya bilang, saya akan tetap seperti ini. Tidak akan berubah.
Lantas ketika lulus pendidikan preklinik, saya sadar saya berubah. Berubah dalam banyak hal. Tetapi saya merasa itu bukan karena pendidikan kedokteran saya. Itu lebih karena aktifitas saya di keorganisasian. Ya, saya memang berusaha menempa diri di bidang itu seperti yang telah saya jelaskan di edisi sebelumnya.
Dan sekarang, setelah pendidikan klinik saya selesaikan. Well. Saya akui saya berubah. Pendidikan klinik benar-benar memberikan sebuah beban baru dan secara luar biasa membutuhkan tanggung jawab. Secara kasat mata kita harus cukup berkompeten terhadap nyawa pasien. Berkompeten artinya kita harus terus menerus meningkatkan kualitas diri.
Tanggung jawab yang lain adalah menemukan spesialisasi diri yang kita bahagia dengannya. Spesialisasi diri ini bukan merujuk pada spesialis (seperti SpA, SpPD dsb) tetapi kekhususan yang kita ingin munculkan dalam keilmuan kita. Ada yang passion nya adalah mengajar. So spesialisasi yang akan dikejarnya adalah mengajar, mungkin menjadi dosen. Ada yang sedari pendidikan preklinik dia suka dengan anatomi. Maka dia akan meneruskan sekolah untuk menggapai sesuatu di bidang anatomi.
Ada pula yang gairahnya adalah berjuang di daerah terpencil. Ada yang obsesinya menjadi bedah tulang. Silakan. Saat kita menemukan spesialisasi diri maka tanggung jawab kita semakin besar untuk meraihnya.
Maka tidak ada alasan tidak berubah. Perubahan diri kita itu adalah sesuatu yang pasti. Saya banyak belajar dari sahabat saya yang punya rasa empati kepada pasien yang begitu besar. Bahkan seperti simpati (ini yang tidak boleh!!). Maka saya berubah. Dan saya tetap menyukai diri saya seperti ini.
Profesi kita penuh tekanan. Dan kita harus bertransformasi menjadi lebih baik untuk menghadapi itu semua. Sekarang saya seperti ini. Siapa yang tahu bagaimana saya setelah menjalani kehidupan residensi (dokter yang menjalani Program Pendidikan Dokter Spesialis a.k.a PPDS)? Kehidupan yang diwarnai jaga, stase, tugas ilmiah, tekanan dari senior, detensi, ujian. Tidak mungkin melewati itu semua tanpa perubahan. Semoga kita akan menyukai diri kita nantinya. Begitu juga dengan orang-orang di sekitar kita.
Poin 5: Semuanya Penting.
Mungkin di antara teman-teman pembaca yang pernah sekolah kedokteran masih ingat. Hampir semua dosen di pendidikan preklinik bilang, materi ini penting untuk lulus ujian nasional, atau untuk bekal kalian ko-ass (baca: ko.as, bukan: kowas. Artinya sebutan para sarjana kedokteran yang menjalani pendidikan klinik di Rumah Sakit).
Dan saya dulu tidak percaya. Buat apa kita belajar detil tentang teori EKG (rekam jantung, red) bila kita akan mengambil spesialisasi rehabilitasi medik?
Buat apa kita belajar mengidentifikasi gejala kanker buli, bila kita ingin menjadi seorang spesialis mata?
Itu benar. Namun setelah saya menyelesaikan pendidikan preklinik saya, terutama setelah pendidikan klinik, ternyata untuk menjalani profesi dokter, kita memang membutuhkan semuanya.
Ingat ndak di poin satu kita harus tahu mana yang must to know mana yang nice to know. Itu benar. Tetapi sebagai dokter umum, dan bila kita ingin menjadi dokter yang baik, berkompeten, kita harus menguasai banyak hal. Mungkin kita tidak menguasai semuanya (ada beberapa sahabat saya yang diberi anugerah jaras otak yang lebih clean dan lebih dahsyat baik dalam storing, updating, loading data. Kalau manusia yang seperti ini bolehlah berharap menguasai semuanya. Sekedar informasi, saya bukan manusia yang seperti ini). Tapi karena kita di pendidikan kedokteran dan ingin menjadi dokter yang baik, kita harus berikan usaha yang terbaik.
Sekarang. Karir seorang dokter umum jelas menjadi milik kita. Tidak semua memiliki keistimewaan (langsung sekolah tanpa memikirkan biaya). Maka prinsip “everything may be important, especially for someone in general medicine.” itu harus diakomodasi. Dengan segala keterbatasan kita. Maka saya punya tips.
Bagi yang masih pendidikan klinik. Sebelum stase, usahakan untuk mengintip panduan kompetensi yang diterbitkan KBUKDI. Di sana disebutkan penyakit apa yang masuk dalam kompetensi 4, 3A dan 3B. Pelajari itu. Khusus level kompetensi 4 kuasai semuanya. Mulai dari tanda gejala sampai prognosis. Secara detil.
Bagi yang telah menjadi dokter. Kita harus terus belajar. Internet memudahkan kita. Ada tips dari rekan sejawat kita dalam memilah informasi apa yang perlu dibaca. Tipsnya: jika 1) terdengar metodologis, 2) penting, dan 3) sepertinya bermanfaat bagi populasi pasien kita, bacalah.
Demikian lima hal tentang sekolah kedokteran. Poin-poin di posting ini saya adaptasi dari sebuah blog medstudent. Namun penjelasannya adalah opini saya pribadi berdasarkan pengalaman. Dan telah dikondisikan seperti kondisi sekolah kedokteran di Indonesia.
Terima kasih telah mengikuti tulisan saya.
Link:
Lima Hal Tentang Sekolah Kedokteran, Benarkah?
Lima Hal Tentang Sekolah Kedokteran, Benarkah? (2)
Posted from WordPress for Android
halo, saya sangat setuju terhadap pendapat anda tentang sekolah kedokteran. Saya juga adalah mahasiswa kedokteran. Salam kenal
😀
aldoferly.wordpress.com
Wah dapat kunjungan dari mahasiswa kedokteran..
Silakan melihat-lihat..
Blog aldo juga bagus..
Semangat menulis..
makasi bnyk dok atas replynya, hehe masih pemula sekali dok.. mohon bimbingannya ya dok… 😀
Lha?
Saya jg masi nubiee..
😀
Saling support..
Saling share ya..
Aldo FKUI ya?
Angkatan berapa?
Iya dok, angkatan 09. Dokter dari mana? Follow blog ku dong dok, hehe
Sudah dek..
Saya dari Universitas Brawijaya
FkUI yg saya kenal Herjuno, sama nuril..
Tp mereka 06 sih ya..
Hehe..
nuril ’06 saya kenal dok, wahh salam kenal ya dok… oke2.. skrg lg internship ya dok?
Hehe..
Ada dua lagi sih..
Aldi sama siapa ya..
😀
Qt alumni pempek..
LKMM nasional di Palembang 2008..
Yup..
Salam kenal ya..
Itu LKMM ISMKI..
😀
Internship?
Saya blm pake sistem internship..
Jd ya lgsg kerja..
Hehe..
Blog nya menginspirasi sekali ka 🙂 doain aku supaya bisa masuk ke FK juga ya ka 🙂 semoga semakin sukses karir dokternya !
Terima kasih sudah baca Novi…
Insya Allah blm akan brhenti menulis..
Meski mgk akan vakum sementara..
Semangat ya Novi..
Yg penting usaha keras dan berdoa..
Insya Allah diterima di FK..
Dok, nilai fisika kimia dan mat di rapor saya pas-pasan tapi biologi sama lumayan.. saya takut ga di terima pas daftar nanti.. apakah nilai rapor sangat menentukan? atau USM aja yang menentukan diterima atau engganya?
Wenny,,
wah saya kurang tahu ya dengan metode seleksi yang sekarang,,
apakah nilai rapor menentukan atau tidak,,
tapi saya rasa Wenny sangat pantas untuk mencoba,,
belajar yang keras,,
untuk ujian seleksi masuk,,
sisanya serahkan pada Tuhan,,
ya kan?
Wenny ndak perlu takut ngga diterima,,
eh takut atau kuatir nggak papa sih,,
masa ndak boleh,,
tapi takut itu harus dikonversi ke semangat belajar,,
buat mengkompensasi nilai2 yang Wenny kuatirkan tadi kan?
semangat ya Wenny,,
Wenny pasti bisa!!
terima kasih dok atas jawaban dan semangatnya, sangat berarti bagi saya.. Saya akan berusaha keras. Ngomong-ngomong dokter sangat ramah ya.. semoga nanti saat saya berhasil saya bisa bertemu dengan dokter 🙂
hahaha,,
memangnya bisa terkesan sangat ramah ya?
syukurlah kalau bisa membawa kesan baik,,
kontak saja kalau ingin bertemu dan tanya2,,
semangat ya Wenny,,
kemapuan saya sangat pas-pasan saya tidak terlalu pintar,apakah jika saya masuk fk akan kesulitan? apakah mahasiswa yg masuk kedokteran itu semuanya pandai-pandai??
Masuk FK tidak harus pintar..
Tapi cerdas..
Cerdas belajarnya..
Tidak semua dipelajari tetapi pelajari yg menjadi kompetensi kita sebagai dokter..
Jadi jangan patah semangat..
Baca komentar2 saya sebelumnya..
keren dok tulisannya.. bagus dan menginspirasi 😀
oh iya dok kuliah kedokteran di luar negri emg bener ya ga bisa kerja di indo ?
Terima kasih sudah mampir Dian..
Wah tentang kuliah kedokteran di luar negeri mungkin kaitannya dengan sistem..
Agak sulit untuk kerja di Indonesia..
Tapi bisa seharusnya..
dok, kalau ujian ujian di fk itu seperti apa saja? katanya nyeremin ya?
saya ingin masuk fk tapi masih belum yakin dengan kemampuan diri sendiri 😦
Minda..
Ujian kita sama aja dengan ujian fakultas lain..
Ya pilihan ganda..
Ya essay..
Ada juga tes lisan..
Jd ndak ada yg nyeremin..
Daaaan..
Kl Minda ikut tes FK..
Minda diterima..
Artinya Minda pst bs jd dokter..
Ndak blh ndak yakin.. harus yakin dgn kemampuan kita..
Semangat yaa..
Tulisan anda sangat menginspirasi. Saya jadi niat dan tertarik kuliah kedokteran. Tapi dengan kemapuan otak saya yg tidak begitu pandai dan cerdas, jadi saya masih pikir2x dulu. Tetapi pendapat2x pak dokter di blog ini sangat menginspirasi. Terima kasih
Salam
Putu boy mahardika | denpasar, bali.
Semangat mas Putu..
Harus semangat dan pertahankan motivasi..
Krn kadang keterbatasan itu kita sendiri yang menciptakan sehingga seolah-olah kita tidak mampu..
Padahal kalau Tuhan sudah menetapkan mas Putu masuk FK artinya mas Putu pasti mampu..
Semangat!!
tulisannya menginspirasi…
salam kenal. saya Titi, mhsiswa FK Ambon.
mhon bimbngnnya ya dok. 🙂
Terima kasih Titi sudah mampir..
Semangat ya kuliahnya..
salam kenal dok, alhamdulillah saya diterima di ku yarsi utk tahun ajaran 2014 dok, sebenernya persiapan utk semster 1 itu apa aja ya dok? mau nyuri2 belajar dok, hehe, makasih dok 🙂
Alhamdulillah..
FK Yarsi..
Persiapan semester 1 apa ya..
Coba deh Zegovine baca posting ttg first thing first..
Hehe..
Disitu saya cerita ttg apa aja yg perlu dipersiapkan..
Nyuri2 belajar?
Hahaha..
Aduuuh..
Nikmati saja dl dunia bebas yg bs dinikmati..
Agar nanti bs fokus belajar kl sudah waktunya..
Tp kl mau nyuri2 belajar cb belajar ttg fisiologi..
Ovine yg dulu di SMP IT AbuB
akar,,?
dokter, setelah saya baca tulisan dan beberapa komen dokter, saya jd terinspirasi dan semakin meyakinkan saya untuk memilih jurusan kedokteran 🙂
do’a kan saya ya dok, minggu depan sdh pendaftaran 😀
Frista..
Syukurlah tulisan saya bisa memotivasi Frista..
Frista semangat yaa..
tulisannya bagus dan menginspirasi,,
saya ingin masuk k pend dokter, saya itu gak terlalu pinter, gak begitu pandai menghafal, dan juga gak suka banyak omong/agak pendiamlah. saya lebih mudah memahami materi melalui catatan, jadi apa2 saya catat dulu baru bisa paham. sering galau, takut kalau saumpama d pend dokter, saya jd yg paling bodoh, paling ketinggalan dll. juga sering bingung jadi ambil FK apa enggak. kira kira orang seperti saya ini kesulitan apa enggak klo saumpama kuliah di pendidikan dokter.
terimakasih
Fauziah..
Kesulitan itu pasti..
Bahkan orang yg paling pintar pun akan pernah mengalami kesulitan..
Pertanyaannya adalah:
Apa yg kita lakukan untuk mengatasi kesulitan itu?
Saya punya teman dari Malaysia..
Setiap selesai kuliah dia langsung pulang ke kos..
Saya tanya kenapa kok dia langsung pulang ke kos?
Dia jawab kalau dia lemah dalam menghapal..
Karena itu dia harus baca ulang kuliah hari itu agar mudah menghapalnya saat akan ujian..
Semoga Fauziah bisa mengambil hikmah dari cerita sahabat saya ini..
Semangat yaa..
maaf dok,saya kesulitan dalam fisika,menghafal sih bisa,tetapi yang saya khawatirkan di semester pertama ada mata kuliah fisika yang akhirnya bisa menurunkan nilai saya gara-gara mata kuliah itu,,selain itu saya masih harus belajar lagi bahasa inggris yang pngetahuan saya di dalamnya sangat kurang…tolong dok minta pendapat dan saran berdasarkan pengalaman dokter..thx
Mujib..
Jangan terlalu kuatir..
Kita kuliah di FK tidak sendirian..
Mujib akan berteman dengan banyak teman..
Dan kalian bisa saling membantu..
Jadi kesulitan fisika dan bahasa Inggris justru hrs bisa diatasi..
Apalagi kalau Mujib diterima di FK..
Artinya pasti Mujib bisa mengatasi masalah itu..
Dan.. saya rasa kurikulum baru tidak ada mata kuliah fisika.. kalau saya tidak salah..
Jadi harus tetap semangat ya..
Baik dok..semoga saja saya bisa masuk FKUB juga seperti dokter..aaminn..
terimakasih atas motivasinya…sehat selalu buat dokter dicky….
Terima kasih Mujib..
Amiiin..
Semangat yaa..
Assalamu’alaikum pak dokter..
dari postingan dan komnet2 yang anda tulis benar-benar menginspirasi. Saya jadi semangat untuk bisa sekolah di kedokteran. Namun saya tidak bisa ambil di Indonesia karena biaya yang bgtu tinggi. Sudah 2 tahun saya berada d Jerman, kerja dan sekolah bahasa, disini saya senang karena bnyak pengalaman, tdk membebani orang tua (malah bisa ngirim uang k ortu)…ada niat untuk ambil kedokteran krn studi d sini gratis, hnya perlu kerja kras untuk biaya hdup. Mudah2an Tuhan sllu memberikan yang terbaik atas nia saya..
Salam kenal dok..
Wa’alaykumsalam..
Alhamdulillah bisa memberi semangat untuk Sayyidah..
Apalagi bisa menginspirasi..
Meraih cita-cita harus penuh perjuangan..
Punya kesempatan meneruskan sekolah di Jerman luar biasa..
Apalagi kalau bisa membagi ilmunya di tanah air kelak..
Saya sendiri ingin sekali bisa fellowship ke Jerman..
Insya Allah kalau diberi kesempatan saya sekolah kesana..
Dan kita bisa bertemu..
Sayyidah harus terus semangat..
Kerja keras itu wajar..
Jadi kejar terus cita-cita Sayyidah..
terimakasih dok untuk reply dan semangatnya..
Semua orang bilang kepada saya kalau studi kedokteran tu hrus benar2 pintar, apalgi d jerman yang persaingannya bgtu berat, bhkan banyak yang menyuruh saya untuk mundur, saya yg masi lugu (hee) sering pesimis dengan kata2 itu krn mengakui kemampuan otak saya yang pas2an. Ujian kemaren saya gagal dok, dan keykinan saya untuk mlnjutkan studi di jerman jadi setengah2…tapi pas hari ini kebetulan nemu postingannya dokter, saya jadi semangat lagi..hee..(barakallah)
Wah..mudah2an dokter bisa k jerman ya..dan mudah2an bisa berjumpa..
Senang mengenal pak dokter..
Waaaaah..
Berat juga yaa..
Hrus tetap semangat yaa..
Allah ngasi ujian itu biar kita naik kelas..
Kalau memang bukan jalannya jadi dokter pasti diberi hikmah..
Dan diberi kesempatan untuk lebih bermanfaat dengan profesi yg lain..
Jadi yg penting tetap motivasi..
Teman2 banyak yg mengambil ekonomi, bisnis, teknik, dll..namun saya tidak ingin mengambil studi selain kedokteran. Karena saya perempuan dok, saya tidak bisa memungkiri kodrat saya bhwa suatu saat saya akn menikah dan hrus mengurus rumah tangga. Banyak yg capek2 studi ekonomi, politik, dll..tp pd akhirnya ilmunya tdak bermanfaat setelah menikah..krn mereka mmng hrus mngrus rmah tangga. Klau untuk laki2 si studi apa aja Oke.
kalau saya ambil kedokteran seenggaknya stelah mnikah saya bisa tau ap yang hrus saya lkukan jk anak saya sakit atw buka klinik d home.
Itu ci cm angan2 dok… selanjutnya ya terserah yg Maha Tahu saja..toh saya gtw sampai kapan saya d’kasi hidup..
Sekali lagi makasi dok untuk semangatnya…
Yup..
Benar..
Tapi tidak harus kedokteran..
Desain interior.. Arsitek.. Psikologi.. Dan masih banyak lagi profesi yg bisa dijalankan di rumah..
Semua bergantung kreatifitas kita dan keadaan jg..
Jd tetap buka peluang krn kita kan ndak tahu jalan yg terbaik menurut Allah untuk kita..
Insya Allah diberi yg terbaik..
hmm…gitu ya dok.
wah makasi bnyak dok untuk masukannya..
super untuk pak dokter..
Sama2..
Saya juga banyak belajar dari komen2 pembaca..
numpang tanya dok,, kalau ngambil jurusan kedokteran yang paling penting pelajaran ap dok ? kalau saya sendiri bisa hafalin. tpi biasa malas menghafal , tolong saran nya .
Hehe..
Kalau untuk masuk FK ya yang dipelajari adalah yang dijadikan bahan ujian..
Nah masing-masing FK berbeda bahan ujiannya..
Jalau untuk selama yang di FK..
Semua pelajaran penting..
Hehe..
makasih dokter atas ilmu dan infomasinya , semoga dokter menjadi dokter yang bijaksana dan murah hati aminnn .aku ingin jadi dokter semoga Allah mendengar nya aminn aku akan berjuang dan berdo’a kepadanya , kalaw dokter ada waktu mau kan dokter kasih informasi lgi . sekali lgi makasih
Alhamdulillah.. Semangaaat…
Assalamualaikum,…. Postingan Pak dokter sangat menginspirasi. Nah, saya mau nanya dok. Kalo anak dari SMK khususnya di Keperawatan bisa masuk FK nggak ya? Makasih dok sebelumnya. 🙂
Wa’alaykumsalam..
Alhamdulillah bisa menginspirasi..
Hehe..
Wah kalau ttg SMK sudah sering saya bahas di komen sebelumnya..
Coba Irsan baca komentar saya ke atas..
Prinsipnya sangat bergantung FK yang bersangkutan..
Aku udah baca dok komen” sebelumnya. Jadi intinya terima atau nggak nerimanya lulusan SMK tergantung dari Universitasnya kan dok! Semoga aja UNHAS mau terima lulusan SMK Keperawatan untuk FK. Amin,…. Do’ain ya dok! 🙂
Siip..
Coba Irsan cari tahu dulu ya..
Semangat!!
Artikelnya sangat menginspirasikan.. saya SMA IPS, dulu saya ingin menjadi dokter namun sudah nyerah dgn masalah finansial & melepaskan cita2 saya utk jadi dokter spesialis jantung. Tapi akhir2 ini saya mengaku, menjadi dokter masih nyangkut di hati saya. Saya sedikit menyesali, sekarang saya berniat utk masuk FIKeperawatan(mendekati dokter setidaknya hehe) artikel dokter ini sangat memotivasi saya utk maju & yakin! Terimakasih,
Dara…
Terima kasih apresiasiny…
Ayo tetap semangat menjemput mimpi yaa..
Ingat.. Begitu kita masuk.. Maka saat itu juga Tuhan sudah menetapkan kita bisa keluar.. Bergantung kita mau berusaha atau tidak..
Semangaaat..
Assalamualaikum. Wr. Wb
Artikelnya sangat menarik dan bermanfaat dok.
Saya ingin menjadi dokter dan itu jg impian orangtua saya. Tapi kadang saya suka kepikiran bagaimana kalo seandainya tiba2 saya dipertengahan tdk sanggup gt dok. Krn saya banyak denger katanya jadi dokter it:)u susah trs banyak sekali materi2 yg harus di kuasai sedangkan kemampuan saya masih dibilang ya biasa2 aja… mohon saran dan pendapatnya ya dok agar saya bisa lebih yakin lagi hehe terimakasih dok:)
Wa’alaykumsalam Marissa..
Alhamdulillah kalau bermanfaat..
Marissa..
Kalau Marissa lolos seleksi FK.. Kalau Marissa diterima di FK..
Marissa jangan kepikiran ttg nanti di pertengahan tidak sanggup..
Allah aja yakin Marissa sanggup.. Buktinya apa kalau Allah yakin Marissa sanggup? Buktinya Allah meloloskan Marissa di seleksi FK..
Jadi Marissa, kalau di pertengahan Marissa tidak sanggup ya karena Marissa merasa tidak sanggup.. Jawabannya: pasti Marissa sanggup.. Mau banyak materinya, mau susah ujiannya, Marissa pasti bisa.. Krn kalau Allah saja yakin kenapa Marissa tidak yakin..
Semangat ya…
Kalau ingin menjadi dokter… Dan Marissa ingin membahagiakan orang tua…
Maka halangan dan kesulitan spt apa juga hrs bisa dilewati..
Ya kan? Jd tetap semangat…
assalamualaikum dok…
saya pengen masuk FKUB, tapi saya masih belum yakin dg kemampuan saya, bulan Juni nanti saya akan mencoba tes SBMPTN, semoga saja lulus 🙂
saya mau tanya, bener nggak sih kuliah kedokteran itu paling cepet lulusnya 5tahun? dan setelah itu baru ko-ass dan pendidikan profesi dokter?
terimakasih dok 🙂
Wa’alaykumsalam Farra..
Waaah mau masuk FKUB.. Ayuk masuk ajaa..
Jangan ndak yakin dengan kemampuan Farra..
Sekarang berusaha semaksimal mungkin.. Belajar keras.. Berdoa terus..
Orang tua.. Sahabat.. Saudara.. Semua dimintain doa..
Kalau Farra lulus artinya Farra pasti mampu..
2 tahun lagi bertemu saya.. Hehe..
Tentang kuliah sebenarnya 5 tahun itu sudah dokter..
3,5 tahun preklinik dan 1,5 tahun koass..
Ditambah 1 tahun internship..
Itu timeline nya… Tapi pada praktiknya tentu tidak tepat 6 tahun..
Karena ada waktu jeda antar timeline..
Tetap semangat yaa..
Assalamu alaikum kak, sy feri maba di FK UMI medan, kak artikelnya keren trus sangat memotivasi, kak gini saya mau tanya, kak gimana cara kakak supaya ngilangin males saat lagi belajar ? Trus gimana cara blajar yang efektif di sistem blok sekarang ini kak? Satu lagi kak gimana caranya buat nemuin cara belajar menurut versi kita sendiri kak ? (Hahaha banyak ya kak pertanyannya )
Wa’alaykumsalam Feri..
Terima kasih untuk apresiasinya..
Cara ngilangin males adalah menaikkan motivasi..
Juga berteman dgn teman yg benar..
Motivasi bs dengan ikut motivational training..
Bergaul dengan teman yg benar agar bisa saling mengingatkan dan menyemangati.. Karena kadang semangat memang turun..
Sistem blok menuntut kita belajar mandiri kan..
Nah yg penting adalah mencari gambaran besar dari blok itu..
Karena kadang kita hanya bisa jawab tapi tidak bisa memahami..
Ilmunya jadi terpotong potong..
Cara belajar itu trial and error..
Dicoba dan dirasakan..
Kalau merasa cocok ya dipertahankan..
Tapi kadang cara belajar juga berubah bergantung model materi..
Maksudnya cara belajar A mungkin cocok untuk blok muskuloskeletal tapi tidak cocok untuk blok respirasi..
Semoga bisa membantu..
Ooohhh seperti itu kak, iya kak aku juga kadang, nanti kan udah klop cara belajar yang satu ini eh gataunya blok depan ga semasukan cara belajarnya kak, nanti cari lagi cara belajarnya hehehe, sangat membantu kok kak 😀
Siiip..
Dr.dicky ada pin bbm gak? Aku mau tanya banyak hal nih. Matur nuwun sangett
Via line aja yaa..
Erick bisa kontak email saya untuk line ID..
Email pak dokter apa?
Ada di halaman blog ini..
dr.dicky.faizal@gmail.com
😀
Dr.dicky apa bener semester 1 sampai 2 nanti masih disuguhi materi ppkn, b.ind, dan b.ing?
Hehe..
Tidak benar-benar ppkn bahasa Indonesia atau bahasa Inggris..
Tapi memang lebih ke arah mata kuliah dasar..
Ada komunikasi..
Ada pengetahuan dasar medis juga..
Masing-masing FK mungkin berbeda..
Begitu Erick..
Artikel dokter sangat bermanfaat dan membuat saya lebih ingin masuk ke fakultas kedokteran.
terima kasih dok atas artikelnya, juga comment-comment dan respon/balasan dokter untuk comment-commentnya menjadi bahan pertimbangan untuk saya..
dok, saya mau tanya, apakah terlambat jika saya masuk ke fakultas kedokteran setelah saya sudah kuliah beberapa semester di fakultas lain?
saya akhir-akhir ini baru menyadari bahwa saya mempunyai minat di bidang kedokteran..
tapi saya tidak yakin apakah saya bisa melewatinya dengan baik hingga bisa lulus dan menjadi seorang dokter yang baik.. saya takut kalau nanti ternyata setelah masuk dan menjadi salah satu mahasiswi kedokteran saya kembali berpikiran untuk pindah ke bidang lain karena merasa tidak cocok… sedangkan yang saya tau biaya untuk kuliah di fakultas kedokteran tidak sedikit.
Ria..
Untuk batasan usia setahu saya dulu adalah maksimal 3 tahun setelah lulus SMA..
Jadi cona Ria hitung sendiri..
Kalau aturan sekarang saya kurang tahu bagaimana..
Biasanya batasan usia mahasiswa berbeda bergantung pada kebijakan masing-masing univ. PTN dengan PTS berbeda..
Ria..
Kalau Ria bisa lulus seleksi FK..
Yakinlah Ria pasti bisa..
Pilihan karir dokter sangat banyak..
Ada yg menjadi dosen..
Ada yg menjadi peneliti..
Ada yg bekerja di pedalaman..
Ada yg bekerja di LSM luar negeri..
Jadi jangan kuatir..
Ria bisa cari peran mana yg paling sesuai dengan kemampuan Ria yg dapat bermanfaat bagi masyarakat..
Asal jangan menyerah..
Wah postingannya sangat menginspirasi dok 🙂
Alhamdulillah saya di terima di fk universitas cenderawasih tahun ini. Dok sebenarnya banyak yg meremehkan saya krn univ saya tidak begitu terkenal . Tapi menurut saya kuliah dimana saja sama yang penting bagaimana diri kita menjalaninya kan dok 🙂 salam kenal~
Alhamdulillah..
Sip banget Harachan..
Benar sekali.. Semua bergantung bagaimana kita..
Ayo semangat!!
artikelnya sangat menginspirasi dan bermanfaat dok. doakan saya ya dok, supaya bisa masuk FK tahun 2015. Salam Dokter…
Amiiin..
Terima kasih untuk apresiasinya Jimly..
Semangat yaa..
dok, saya mau tanya. kalau masuk kedokteran ada persyaratan tinggi badan ?
Tidak ada Stephanie..
Semangat yaa..
apa semua universitas tidak ada? negeri maupun swasta?
Hemm..
Begini..
Kalau ditanya secara pasti apakah semua universitas tidak ada, saya jadi tidak bisa menjawab..
Hanya selama ini di universitas yang saya tahu..
Kebanyakan skrining fisik akan berkaitan dengan profesi kita nanti.. seperti: buta warna, pendengaran..
Kalau tes tinggi badan, tes keperawanan, saya tidak pernah tahu..
Saya jawab tidak ada karena selama ini yang saya tahu tidak ada..
Dan kaitannya dengan profesi dokter nanti sangat minimal..
Semoga bisa menjawab pertanyaan Stephanie..
terimakasih penjelasannya pa dokter. 🙂
assalamu’alaikum wr. wb.
dok saya mau tanya kalau ingin jadi dokter apa yang dipelajari/ yang dipersiapkan ketika smp dan sma agar ketika kuliah tidak keteteran? materinya apa saja yang dipelajari?
apakah biaya kulliah di fk mahal?
terima kasih.
Wa’alaykumsalam..
Wah kalau masih SMP dan SMA mungkin biologi aja..
Tapi tidak akan terlalu berpengaruh untuk kuliah di FK..
Kita belajar keras ya untuk ujian masuk FK..
Setelah di FK ya semua belajar dari nol bersama-sama..
Biaya di FK memang mahal..
Karena itu kalau bisa dapat beasiswa sangat membantu..
Semangat..
ujiannya seperti apa? tapi kalau lewat snmptn caranya gimana?
dan gimana caranya agar dapat beasiswa dok?
Wah coba Ikhwan browsing dulu..
Saya kebetulan lulusan UB.. Bukan UGM.. Kebetulan juga tidak pernah mencoba ujian masuk UGM.. Jadi saya kurang mengetahui ujiannya seperti apa..
Begitupun dengan SNMPTN.. Sebaiknya Ikhwan browsing.. Karena teknis ‘caranya gimana’ sangat berbeda dengan jaman saya dulu yang SPMB..
Kalau untuk beasiswa nanti setelah masuk FK bisa menghubungi bagian kemahasiswaan untuk mencari informasi beasiswa apa saja yang bisa diraih dan persyaratannya apa..
Coba cari informasi dulu yaa..
selamat pagi dok, saya mau masuk FK tapi di antara nilai ipa saya, nilai biologi paling rendah, dan saya juga tidak terlalu suka kimia, apakah saya bisa masuk FK dan bisa menjadi dokter?
Selamat pagi Paula..
Hehe..
Ada dua konteks..
Konteks pertama.. Bisa masuk FK?
Masuk FK tidak selalu menggunakan nilai mapel kecuali melalui jalur prestasi..
Masuk FK dengan ujian..
Jadi peluang masuk FK bila melalui jalur ujian ya bergantung dengan nilai ujian..
Bukan nilai biologi yang rendah atau tidak suka kimia..
Asal bisa mengerjakan soal ujian ya lolos..
Jadi beda ya..
Kalau Paula mau masuk FK ya belajar keras.. Agar lolos ujian..
Merasa tidak suka kimia? Lihat dulu ujian masuk FK ada kimia atau tidak.. Kalau ada, ya harus bisa kimia..
Begitu cara berpikirnya..
Konteks kedua.. Bisa menjadi dokter?
Menjadi dokter harus melalui kuliah kedokteran..
Mata kuliahnya tidak sama dengan SMA..
Kuliah kedokteran tidak akan belajar biologi atau kimia..
Tapi fisiologi tubuh.. Biokimia metabolisme tubuh..
Akan sangat jauh berbeda dan tidak bisa dibandingkan dengan mapel SMA..
Jadi sekali lagi beda ya..
Intinya? Belajar keras agar bisa lolos ujian masuk FK..
Selanjutnya belajar keras di FK agar bisa menjadi dokter..
Semangat!!
makasi dok jawabannya, saya jadi semangat masuk FK 🙂
sekali lagi terimakasih banyak dok 🙂
Sip..
Semangat!!
dok seberapa penting kemampuan bahasa inggris jika ingin jadi dokter?
Sangat penting..
Karena sumber keilmuan kita.. Jurnal-jurnal sumber ilmu kita.. Sebagian besar berbahasa Inggris..
syallom, salam Dokter
blog yang sangat menginspirasi sekalih Dok, trimakasih. Dok saya anak FK, saya masih wacana Dok, kalau kita bisa minta transfer ke Univ lain tidak dok ? kalo bisa, kita bisa apply untuk scholarship ya Dok ? oh iya Dok, kalu kita kuliah FK yang belum klinik bisa tidak kalo kita transfer (seandainya bisa) kita bisa minta yang pre-med ya Dok ?
Dok, kan senior saya bilang kita bisa kontrak sks lebih banyak, terus kita bisa tidak mempercepat wisuda kita untuk s1 yang mungkin sharusnya 5 tahun ? oh iya Dok, ada tidak untuk FK yang mahasiswanya lulus kurang dari waktu yang di tentukan Dok. terimakasih banyak Dok, maaf ini semua pertanyaan yang saya berusaha jawab sendiri tapi saya tidak mampu menjawabnya, Mohon bantuannya Dok. Trimakasih banyak.
Salam Wina..
Transfer setahu saya bisa..
Hanya agak repot di penyetaraan sks..
Karena sekarang sistem KBK.. Maka penyebutan mata kuliah pun berbeda-beda..
Misal di UB ada Biosains.. Di univ lain belum tentu ada Biosains..
Itu masih di dalam negeri..
Kalau ke luar negeri bisa lebih rumit..
Scholarship apa ya maksudnya?
Dan pre med maksudnya bagaimana?
Di Indonesia sistemnya adalah kuliah pre klinik (yaitu kuliah konvensional di kampus) dan kuliah klinik (dikenal sebagai koass atau dokter muda)..
Dalam sistem transfer harus setara.. Artinya kalau dari pre klinik transfernya ya ke pre klinik..
Kalau ke luar negeri.. Dan sebaliknya.. Untuk mengambil kuliah klinik harus menjalani penyetaraan.. Misal saya lulus pre klinik di Indonesia.. Tapi saya ingin koass di Malaysia.. Maka harus menjalani ujian penyetaraan dulu sebagai syarat kita menguasai kompetensi..
Begitu juga yang sudah lulus dokter.. Mau praktik di Malaysia.. Harus menjalani putaran koass di Malaysia sebagai syarat..
Untuk pre klinik, pada umumnya FK sudah menyiapkannya dalam bentuk paket berjenjang..
Jadi sudah diatur tiap semester akan mendapat kuliah apa dan berapa SKS..
Tidak bisa ditambah lebih banyak karena biasanya jumlah paket SKS nya sudah maksimal..
Kalaupun ada yang bisa ditambah biasanya mata kuliah minor yang tidak berpengaruh terhadap masa studi..
Yang sering terjadi justru tertunda.. Karena bila nilai mata kuliah tertentu tidak memenuhi syarat tidak bisa mengambil mata kuliah selanjutnya.. Kita harus menunggu tahun depan untuk mengulang..
Semoga bisa menjawab..
Assalamualaikum dok.. Wah, saya sdah membca dan mengikuti ke 3 seri.y dok. Dan dri komen2 dokter, kelihatan.y dokter ini sangat ramah. Dok, apakah beasiswa kedokteran di fk bnyak selain bidik misi? Mengingat keluarga saya yg kurang mampu, saya trkdang takut untuk tdak bsa kuliah di fk. Krn ada bnyak postingn yan mnyebutkan bahwa kerja smpingan di fk itu susah, malah hampir g bsa. Oh ya, doakan sya biar masuk fk ya dok. Kelas 2 sma, sya jg pgn ke ub dok. Saya akan brusaha dok. Smga sya bsa masuk fk dan sya dtmpatkan di daerah yang terpencil. Sya pgen.y kalo kerja di gaji, tapi kalo buka praktik dsna memasang tarif seikhlas.y, bleh byar blh tdak.. Semoga ya dok, mohon doa dan smangat.y… Trimakasih… Wassalamualaikum….
Banyak kok..
Setahu saya ada beberapa jenis beasiswa..
Cuma sekarang dengan pemberlakuan uang kuliah tunggal saya kurang update bagaimana beasiswa FK..
Yang bilang kerja sampingan itu susah mungkin kondisi kuliahnya berbeda..
Tapi saya dulu bisa kuliah sambil bisnis..
Hehe..
Cita-cita nya sangat bagus..
Semangaaaat..
Amin dok.. Insy tetap smangat., makasih..
Dok saya mau sedikit curhat ajaya saya ikut test FK dimana2 saya galolos, saya iri dengan teman2 saya yg sudah keterima di FK, saya bingung harus bagaimana lagi dok saya pernah berfikir apakah saya tidak mampu menjadi seorang dokter. kalau pahitnya tahun ini saya tidak dapat apa saya salah mencoba nya kembali tahun depan? ditahun sekarang saya memperdalam dahulu ilmu2 saya.
Aulia..
Mengulang tahun depan atau tidak itu pilihan..
Maka setahun ini bisa Aulia gunakan untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin..
Tapi..
Aulia juga harus menyiapkan kemungkinan terburuk dan rencana cadangan..
Karena hidup kita tidak bergantung pada jadi dokter atau tidak..
Tapi bermanfaat atau tidak..
Maka kesuksesan kita tidak harus melalui jalur dokter..
Bisa dari profesi lain bukan?
Jangan berkecil hati..
Sekarang.. semangatnya ditata..
Semoga diberikan yg terbaik..
Karena yg terbaik menurut kita.. belum tentu terbaik menurut Tuhan untuk kita..
Jadi doa juga yg maksimal..
dokter memang sip dah,,saya mau sedikit crita dok,setelah saya masuk di salah satu pts yang ada di bandar lampung(fk) itu pts wajib tinggal di asrama slama 4 tahun,apa itu bagus dok buat belajar kita? dan juga saya di bingungkan dengan buku2 kakak tingkat, yang mana yang harus dulu di baca/yang mana di bahas di semester awal,sabota,farmatologi,patologi dkk ? ada pendapat dok/?
Hemm..
Asrama sesungguhnya baik dan bermanfaat..
Asal kita bisa memanfaatkan dengan baik..
Contoh.. Dengan asrama maka kondisi belajar sudah terkondisikan..
Kita dengan mudah mengoordinasikan belajar bersama..
Tapiii.. Kalau rusak ya rusak bersama.. Karena merasa dapat partner untuk nakal..
Karena itu.. Bertemanlah dengan semua orang.. Tapi berkembanglah dengan orang pilihan..
Tentang buku.. Ikuti aja alurnya.. Sesuaikan dengan materi yg didapat di semester itu.. Biasanya di awal kita banyak membaca ilmu dasar seperti sobotta, harper, guyton..
Semangat yaa..
dok, bagaimana penempatan kerja setelah kuliahnya? apakah harus kita sendiri yang mencari pekerjaan atau sudah ditempatkan dari universitas sejak kita lulus? karena saya sudah kelas 2 sma dan masih bingung mau mengambil jurusan apa. terimakasih dok sebelumnya…
Untuk penempatan oleh univ biasanya disebut internship..
Jadi kita praktik terbatas..
Setelah lulus baru kita benar-benar bisa praktik mandiri..
Lepangan kerjanya? Cari sendiri..
Tapi Clery jangan kuatir.. Biasanya jaringan kakak kelas cukup banyak untuk kita dapat pekerjaan..
Begitu Clery..
permisi dok, saya mau tanya.
walau nilai rapot / unas pas pasan atau ada yg kurang, apa masih bisa buat ikut tes kuliah kedokteran?
apakah yg nilainya rendah tidak bisa mengikuti tes kedokteran?
apa ada persyaratan lain buat tes?
makasih banyak sebelumnya dok :)))
Kalau untuk mengikuti tes masuk rasanya tidak harus nilai bagus..
Nilai tes nya yang harus bagus..
Kalau untuk persyaratan lain mungkin Alya bisa cari tahu di masing-masing univ krn beda univ beda syarat..
Semangat ya Alya..
Terima kasih dok buat postingannya.. 🙂
Memotivasi sekali..
Saya boleh tanya ndak?
Saya sebenarnya juga ingin masuk fkub pend. Dokter, tapi nilai bio saya pas2an, tapi fis, kim, mtk alhdulillah lumayan bagus.. Kira2 bisa diterima ndak di fkub?
Terus saya juga takut masalah biayanya.. Karena orang tua saya juga pas2an..
Terima kasih.
Terima kasih Intan..
Hemm.. Kalau masalah diterima atau ndak sangat bergantung sama proses seleksi..
Kalau memang lolos ujian seleksi ya bisa..
Bukan lihat nilai mapel waktu SMA..
Kecuali Intan mau daftar undangan..
Kalau itu saya kurang tahu detil dan teknisnya..
Masalah biaya..
Memang akan menjadi momok..
Artinya sekolah dimanapun pasti akan mempertimbangkan biaya..
Coba Intan main main aja ke bagian kemahasiswaan FKUB..
Disana bisa tanya uang semester dsb..
Kalau saya pribadi, selama kita diterima, maka kita pasti bisa sampai jadi dokter..
Kita juga pst bisa biayanya..
Hanya mgk ada yg perlu dicari.. Nah cari uang ini akan jadi pengalaman unik tersendiri saat mahasiswa..
Semangat yaa..
Terima kasih atas postingannya.. 🙂
Memotivasi sekali.. :))
Maaf dok saya mau tanya,
Saya ingin masuk pend dokter fkub tapi nilai bio saya pas2an, kemampuan menghafal saya juga pas2an, oraang tua juga pas2an..
Apa kira2 saya bisa masuk pend dokter? Kalau bisa nananti kira2 apa saya bisa bertahan di pend dokter?
Terima kasih 🙂
Sudah saya balas sebelumnya yaa..
Terima kasih dok atas jawabannya.. 🙂
Maaf saya komen dua kali, karena saya takut kalau tidak terkirim hehe..
Saya sebenarnya kenal seseorang yang baru lulus dari pend.dokter ub
Tapi saya takut mau tanya biayanya kuliah berapa saya takut kalau dianggap tidak sopan ._.
Orangnya itu anaknya guru SMA saya, kata guru saya, anaknya itu dapat beasiswa banyak, hingga guru saya tidak pernah membiayai buat kuliah anaknya, tapi saya dengar2 orangnya ini mahasiswa terbaik di ub..
Apakah kalau ingin mendapatkan beasiswa harus menjadi mahasiswa yang terbaik?
Terima kasih dok.
Hehe..
Kenapa sungkan..
Tanya aja..
Dan memang akan lebih mudah dapat beasiswa kalau kita berprestasi..
Berprestasi tidak harus akademis..
Prestasi non akademis juga dipertimbangkan lho..
Jadi jangan kuatir..
Banyak kok peluang kita berprestasi..
Masalahnya kita mau mengejarnya atau tidak..
Begitu..
Eh siapa kenalan Intan tadi? Mungkin saya kenal..
Mas rivo.. Rivo yudhinata gak salah.. Yang katanya penemu vaksin jantung koroner
Saya kenal orangnya tapi kayaknya orangnya ndak kenal saya ._.
Dulu saya pernah ikut lomba kedokteran terus minta ajari mas rivo..
Saya boleh minta id line dok?
Saya juga mau tanya beberapa hal, hehe..
Terima kasih
Wealaaah..
Rivo tho..
Hehe..
Insya Allah beliau masih kenal saya..
Sama-sama ketua pengabdian masyarakat.. Tapi beda generasi..
Hehe..
Boleh, id line saya: dicky_dev
Hehe iya.
Terima kasih dok.. 😀
dokter, mau tanya, saya lulusan 2012, dari dulu saya ingiin sekali dan trs mempersiapkan untuk masuk fk. skg umur saya udah 21, selama 3 tahun kemarin saya belajar di pesantren krn keinginan orangtua saya menekuni dulu agamanya baru kuliah, tp saya masih sangaat ingin mencoba masuk fk, apakah masih memungkinkan atau tidak jika saya mencoba lagi tahun 2015 ini ? dan dg umur saya yg sudah 21 ?
makasih dok 🙂
Hai Sasa..
Hemm..
Yg saya tahu itu untuk masuk PTN memang batasnya 3 tahun setelah lulus SMA..
Jadi, mungkin ini kesempatan terakhir Sasa kalau mau daftar FK di PTN..
Kalau di swasta mungkin lebih fleksibel..
Coba Sasa cari informasi di FK yg ingin Sasa masuki..
Semangat yaa..
Assalamu’alaikum
postingannya menginspirasi sekali,,,, terima kasih,, 🙂
dokter,, saya ingin bertanya,,,,, bagaimana kriteria nilai raport semester 1 s.d 5 supaya bisa di terima di FKUB,,? kalau boleh saya tahu dok,,,,
Wa’alaykumsalam..
Terima kasih Sri Rhamani..
Hemm.. kriteria raport itu tidak pernah dipublikasikan..
Jadi saya pun tidak tahu..
Hanya dulu beredar kabar bahwa nilai itu tidak boleh turun..
Jadi trennya naik terus..
Tapiii itu hanya kabar tidak jelas..
Mungkin Sri bisa kontak bagian akademik FKUB..
Dok, apakah kalau masuk fk harus dari awal tidak takut binatang? Soalnya saya takut sekali dengan binatang, apalagi menyentuh. Juga melihay darah dsb, apakah keberanian harus sudah ada dari awal? Atau bisa dipupuk seiring kita menjadj mahasiswa kedokteran? Thanks dok 🙂
Nisa..
Hehe.. Menurut pengalaman saya sih, semua ketakutan itu akan hilang karena kian lama kian terbiasa ya..
Tetapi menurut pengakuan istri saya, yang dulu juga mendaftar di Fk tetapi tidak diterima, dia sering bilang, untung tidak diterima di FK karena pasti nggak bakal kuat ngeliat darah kayak gitu..
Hehe..
Hikmahnya gimana? Maksudnya, saya yakin kalau Tuhan meluluskan Nisa ke FK, artinya Nisa pasti mampu, termasuk mengatasi masalah psikologis seperti yang Nisa alami sekarang..
Berlaku juga sebaliknya yaa..
Semangat Nisa..
Waduh habis baca tulisannya jadi termotivasi campur takut juga nih dok hehehe.. Alhamdulillah taun ini sy diterima di Fkub (jadi adik kelas nya mas dicky hehe) ..
jujur sy takut kurang bisa ngikuti materi dan takut belum siap baca buku setebal itu hehe..
Tapi salut buat mas dicky!! Semoga sukses selaluu.. doakam adik kelasmu ini ya mas semoga survive dan bisa mendapat ilmu yg barokah dan bermanfaat nantinya. Aamin..
Waaaaah.. haloooo Editya..
Adik kelas sayaaaaah..
Hehe..
Cari teman yang baik dan banyak..
Jd kl kita takut nggak bisa ngikutin, ada yg bantuin.. semangatin.. dan motivasiin..
Semangat yaa..
Welcome to my life.. hehe..
Oohh nyari temen ya mas, okedeh siaappp 😀
Klo boleh tau mas dulu cara belajarnya gmn? Supaya nancep, ngga sekedar mampir bentar di otak hehehe
Ya yg saya tulis di blog ini..
Hehe..
Belajar bareng..
Dengerin rekaman kuliah krn saya tipe auditorik..
Dok, masa aku di takut takuin dokter mata pas aku test buta warna waktu itu, katanya gini “km ini buat masuk kemana?” Aku jawab “buat fakultas kedokteran dok” trs kata dia “temen seangkatan saya yang 1 stress tp yang 1sukses bgt” aku kepikiran, sampe sekarang alhamdulillah aku udah masuk fk tetep aja kepikiran aku, karena aku sadar aku ga pinter pinter amat dok aaa help me:(((wkwk
Stres atau sukses itu pilihan..
Tidak pandai banget tapi mau terus belajar maka rasanya tidak perlu stres..
Hehe..
Semangat yaa..
Assalamualaikum om dokter,
Wah.. saya sangat terinspirasi untuk msuk FK tpi saya takut karena nilai2 saya kurang lebih di rata2 saja.. dan saya juga belum yakin dengan kemampuan saya sendiri..
Kira2 gimana cara om dokter awalnya bisa meyakinkan diri sndri untuk msuk ke FK?
Trima ksih:)
Hehe..
Wa’alaykumsalam..
Wah gimana ya..
Meyakinkan diri sendiri rasanya waktu itu ya karena memang saya terus memotivasi diri bahwa tidak ada pilihan lain selain menjadi dokter..
Dan masuk FK kadang banyak faktor X.. diantaranya doa orang tua..
Maka ikhtiar saja ndak cukup..
Harus berdoa maksimal..
Assalamualaykum, dok
dengan membaca artikel yang disajikan dokter, jujur sebagian momok saya terhadap sekolah kedokteran sirna,, saya mulai mengerti bahwa kita juga butuh belajar dari apapun termasuk pengalaman, kita juga butuh bersosialisasi dan puncaknya bagaimana kita bisa mengaplikasikan sesuatu yang kita dapat 🙂
saya sebenarnya udah punya rencana untuk masuk sekolah kedokteran , walaupun beberapa pelajaran saya kurang kuasai tetapi saya yakin, saya bisa dan mampu. semua itu harus saya barengi dengan doa dan kerja keras selama belajar, seperti yang dok bilang
doaain saya ya dok supaya bisa menyusul jejakmu dok yang sesungguhnya sangat mulia..
Salam siswa SMA dari Kepulauan Riau, Bintan
Wa’alaykumsalam..
Semangat ya Said..
Pada akhirnya, Allah lebih mengutamakan pada prosesnya kok..
Terus berusaha.. dan berdoa..
Jadi semangat untuk meraih jurusan kedokteran ☺
Semangaaaat!!!
Assalamu alaikum..
Dok saya mau curhat + tanya saya sekarang masih kelas 1 smp dari masih kecil sampai sekarang saya punya cita cita menjadi seorang dokter .. ibu saya bilang kalo dokter itu biayanya mahal.. ayahku bilang lanjutkan !! kalo aku sendiri pengen milih jalur undangan karena keterbatasan biaya ,,, tapi caranya buat lewat jalur undangan itu gimana ??
tolong jawab ya dok…
terima kasih atas jawabanya 🙂 🙂
Ifana..
Jalur undangan yang dinilai adalah nilai rapor..
Maka belajar yang keras agar nilai rapor saat SMA dinilai layak oleh FK yang diinginkan..
Semangaaat..
Dok sy mau tanya, denger denger biasanya kalo kuliah fk itu banyak seminar2 gitu di luar ataupun dlm negri, nah itu penting nggk sih dok diikutin?
Trs kan sy lg daftar fk ub, denger2 jadwal kuliahnya jam nya pagi banget sampe sore dan itu tiap hari? Iyakah dok?
Terimakasih😃
Nanda..
Tentang seminar, ya bergantung sama banyak hal ya..
Seminar itu kan memberi fasilitas kepada kita untuk update ilmu kita..
Seminar tentang demam berdarah, kita akan update ilmu tentang demam berdarah..
Kalau kita tertarik, merasa banyak pasien kita yang menderita demam berdarah, dan akan bermanfaat buat pasien kita, maka, tentu kita akan ikut seminar itu kan, meski mahal atau mungkin di luar negeri..
Jadi jawabannya bergantung minat kita ya..
Saya seorang dokter umum yang ingin menjadi dokter spesialis andrologi, maka seminar yang saya ikuti sebagian besar ya berkaitan dengan ilmu andrologi..
Kalau ikut semua?
Boleh..
Asal ada waktu, tenaga, dan biaya..
Hehe..
Tentang kuliah..
Kuliah dimanapun ya jadwal kuliah dari pagi sampai sore..
Karena bersama teman-teman, Nanda tidak akan keberatan kok dengan jadwal itu..
Dan di FK, belajar bersama teman, mengerjakan tugas bersama teman, akan membantu meringankan beban kuliah itu sendiri..
Kuliah di fakultas lain bahkan sampai malam lho..
Jadi semangat yaa..
Kalau diterima di FKUB dan bertemu saya, jangan lupa menyapa..
Dok, kalo mau masuk fk, tapi udah lulus 2 tahun sebelumnya apa ada semacam diskriminasi atau telat umur dok?
Terimakasih
Halo Kesty..
Bukan diskriminasi..
Tetapi memang ada kelonggaran bagi lulusan beberapa tahun..
Coba dicek aturan mengikuti seleksi masuk FK..
Masing-masing punya kebijakan berbeda..
Untuk FK negeri biasanya sama..
Untuk FK swasta lebih longgar..
Semangaaat..
Halo dok saya mau nanya nih :). Saya punya masalah sama dasar Matematika kimia dan fisika *yg hitung2an* hehe.. tapi saya punya niat buat belajar semua itu. Kira2 di Fk kita bisa belajar materi dasar”nya lagi gk?
Halo Za..
Kuliah di FK ndak belajar materi dasar seperti matematika fisika kimia.
Kita belajar tubuh manusia, fungsi, penyakit, agen penyebab, obat.
Semoga menjawab